PERLU BAHAGIA TANPA TERLUKA (LAGI) 1


Pertemuan pertama

Namaku Muhammad Andan, aku akan menceritakan dia,  cintaku, aku bertemu dengannya tidak sengajaku tapi mungkin disengaja Sang Maha Cinta.
Tempat pertama aku bertemu dengannya adalah di Masjid agung di daerah tempat kami tinggal. Perempuan berkerudung bersama teman-temannya yang berkerudung pula, penampilannya biasa saja, tidak ada yang istimewa.
Entah kenapa setelah solat perutku tidak beres dan akhirnya ke toilet, setelah ke toilet aku melihat dia, dia yang kini jadi istimewa, dia sedang menyembunyikan uang 100.000 didalam uang 2000 dan dimasukannya ke kotak infak. Perempuan ini, menyembunyikan kebaikannya sayang aku melihatnya.
Dia memburu teman-temannya yang sudah berjalan duluan.
“ah sial kenapa aku harus penasaran dengannya. Perempuan yang biasa saja.” Tak kuasa mataku mengikuti geraknya.
Aku memakai sepatuku dipelataran masjid, sama dengan dia, sayang aku ditimur dia di barat, dan tak sadar sepatuku tertukar.
 “hahhaha. Astagfirullah, adnan bodoh”. Umapatku dalam hati.
Mataku masih mencuri-curi pandang dengannya, dia terlihat kalem, dan senyumnya, ‘manis’ hahha, aku cengar-cengir sendiri.


“ki, kita duluan ya, kamu hati-hati pulangnya, da !!”
“ iya, kalian juga hati-hati ya. Daaa!”

Namanya ki, kiki, niki, rizki, kinar, aki-aki? Hahha, sudah berapa kali aku cengir-cengir sendiri setelah bertemu dengannya.

“ibu mau kemana?”
“ke daerah pasar legi nak”
“owh saya juga bu, lewat, bareng saja sama saya, kebetulan ini ada helm dua”
“ apa tidak merepotkan nak, ibu berat lho”
“tidak bu, silahkan naik, ini helm nya”
“ bismillah, ayo nak”
“ ayo bu”

Baiknya dia, ibu yang tidak dikenalpun dia bantu, cocok dijadikan .... pacar dan selanjutnya istri.
Aku pulang dengan senyuman dan harapan, harapan dia jodohku yang Tuhan janjikan.
Namanya ki. Itu dulu besok mungkin bisa dipanggil Sayang, My Baby, Kumairah, atau Umi dari anak-anak kami. 
Atau Tuhan hanya menampakan kuasa-Nya, betapa ciptaanNya manis dan baik hati.
Sudahlah, jodoh takan kemana.
                                                                                ***

 Pertemuan selanjutnya...

“de antri di Apotik ya, ibu mau ke toilet dulu, sama tanyain kalau ibu minumnya sama vitamin yang dirumah boleh ngga ya, jangan lupa, ibu udah kebelet ini! Omel ibuku
“nggih, kanjeng mamih” ledekku
Ibuku hanya mengacungkan jempol dan hilang di ramainya Puskesmas.
......
“ ibu Suyani, atas nama ibu suyani” petugas apotek memanggil
“iya, saya” aku pun menghampiri petugas apotek
“ini, 3x 1 ya mas, sebelum makan dan yang ini......”
“ dia, dia...., perempuan itu, ki, kenapa dia ada disini. Manis senyumnya, , , , dia kerja disini,, petugas kesehatan Puskesmas ini, apakah ini takdir ya Tuhan, aku bisa bertemu dengannyaJ.”ucapku dalam hati
....
“mas, aboket nomer 16 ya, sama oksitosin 10 buat sediaan kamar bersalin”
“ iya, bentar ya ki, duduk dulu, aku cariin digudang”
“iya mas, makasih”
.....
 “mas, ini obatnya...” petugas apotek mengagetkanku
“owh iya, maaf bu, tadi gimana cara minumnya?”
“ ini, 3x1 sebelum makan, ini 2x1 sesudah makan, yang ini 3x1 sesedah makan”
Mataku masih tertuju padanya, name tag, ki.. Kiki R.Y, alhamdulillah dapat namanya, cuhuyyyy
“owh ya bu, terimakasih ya, sama mau tanya bu, kalau obatnya dibarengin sama vitamin s**** bisa?
“bisa, vitaminnya diminum 1x pas mau tidur kan?
“ iya”
“ iya, bisa”
“terimakasih bu”
“iya sama-sama mas, lekas sembuh ya” petugas apotek tersenyum dan meneruskan pekerjaannya.
Kiki bagaikan magnet, aku masih saja mencuri pandang dengan nya.
.....
“ini ki, pesenanmu.”
“iya mas, makasih ya, saya balik ke kamar bersalin dulu ya mas” , “ibu makasih ya”
“iya...” jawab mas apoteker dan ibu petugas apotek.
“aku anter ya?”
“ngga usah mas, dekat juga, makasih ya”
“iya, ki, hati-hati”
Mataku mengikuti geraknya, keluar ruang apotek sampai hilang di keramaian Puskesmas.

“ de, obat ibu udah?”
“iya, manis,”
“manis? Kamu ngelindur ya de?”, “hahhaha, ayo pulang, apa mau dipriksain ke dokter nih mumpung di Puskesmas, takut ada yang kongslet, hahahaha”
“ ibu, ngeledek nih... ayo pulang bu?”
....
“ibu kalau mantunya ibu, petugas kesehatan mau apa ngga?”
“mau, eh, kenapa memang tadi ada perawat cantik kah, apa ibu apoteker yang ngasih obat itu? Kamu nggoda petugas puskesmas de?” tanya ibu samil menabok lenganku.
“hahha, ade Cuma nanya bu, siapa tahu ibu mau, dan ada petugas kesehatan yang mau sama ade,”
“kalau jodoh mah ibu mau-mau aja, yang penting ade bahagia”
“makasih bu”
“iya, muhammad adnan anak ibu yang paling ganteng” ibu mencubit pipiku


Hari ini Tahu nama nya mungkin besok akan ku sebut namanya dengan nama ayahnya diikuti kata sah J
****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah esofagus

CONTOH SAP

HAK DAN WEWENANG BIDAN